Meruntuhkan Tembok Penghalang
Antara Hati dengan Allah
Wajib
Menjaga Kebersihan Hati
Tidak ada pilihan bagi manusia yang menginginkan cinta
Allah, kecuali harus selalu berusaha menjaga hatinya agar tetap bersih dari
segala penyakit, aib dan kerusakan yang dapat menghilangkan sesuatu yang
dicintai Allah. Jika hati sudah rusak, seseorang tak akan menemukan sesuatu
yang dapat bermanfaat bagi semua urusan dunianya. Ia pun tak menemukan manfaat
dan keberuntungan untuk hidup diakhirat.
Allah berfirman: ”(Yaitu) di
hari harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati
yang bersih.”
Rasulullah selalu berkata
dalam doanya: ”Ya Allah aku memohon kepadamu
hati yang bersih.”
Agar
hati selalu bersih dan sehat, maka harus dihiasi dengan bermacam akhlak,
menjauhi hal-hal yang dapat merusaknya. Muhammad bin Sirin menyebutkan
sebab-sebab yang membuat hati selalu hidup dan bersih: ”Hati yang bersih harus
mengetahui bahwa Allah adalah haq, hari kiamat itu pasti akan tiba, dan Allah
akan membangkitkan orang-orang dari alam kubur.”
Kami
tidak menduga, hati yang berkarakter seperti itu dapat tercemari oleh
macam-macam penyakit. Namun penyakit akan mulai masuk meresap ke dalam hati
jika hakikat keimanan atau sebagainya terlepas. Saat itulah hati tak akan
kembali sehat, tapi menjadi sakit oleh berbagai macam syahwat atau syubhat,
atau kedua-duanya. Itulah kondisi hati orang munafik.
Sa’id
bin Musayyah, ”Hati yang selamat adalah hati yang sehat, yaitu hati orang
mukmin. Sedangkan hati orang munafik adalah hati yang sakit. Allah berfirman: ”
Dalam hati mereka ada penyakit.”
Penyebab
Hati Jauh dari Allah
Ada tiga
hal yang dapat menjauhkan hati dari Allah:
- Pintu syubhat yang mewariskan
keraguan terhadap agama Allah
- Pintu marah yang mewariskan
permusuhan terhadap makhluk Allah.
Syubhat merupakan jalan untuk menentang keyakinan.
Syahwat merupakan jalan untuk menentang amal anggota badan. Ketergantungan hati
pada selain Allah, puncaknya adalah menyekutukan Allah dan memohon pada selain
Allah.
Para sahabat saling memperingatkan dosa-dosa yang
merusak, dan saling bertanya tentang dosa-dosa besar dan akar permasalahannya.
Pangkal
Pokok Kekeliruan dalam Jiwa Manusia
Pada diri
manusia terdapat titik-titik lemah yang dapat mengundang kesalahan dan
mendorong untuk berbuat kemaksiatan. Karena darinya tumbuh dan berkembang semua
dosa. Tiga diantara dosa besar adalah Al-kibr (sombong), Al-Hirsh (tamak), dan
Al-Hasad (iri dengki).
Tamak
adalah penyebab terjadinya dosa pada manusia, ketika iblis menjalankan aksinya
untuk menyesatkan Adam dan Hawa. Kewajiban seorang pencari cinta adalah
hendaknya menjauhi semua hal yang akan merusak dan yang menghalangi antara
dirinya dengan cinta Allah, selalu mencari titik kesalahan, kelemahan pada
dirinya, atau mengetahui dari orang lain. Sorang hamba dituntut agar selalu
meneliti dan memonitor aib dalam dirinya. Jika tidak memungkinkan ia bisa minta
pertolongan kepada seorang yang dapat memberi nasihat dengan ikhlas dan jujur.
Empat Metode
Menengok Kekurangan Jiwa
Cara
pertama ia duduk di hadapan seorang ulama yang paham dan ahli tentang
bermacam-macam penyakit jiwa. Selain itu ia haris berkonsultasi dengan ulama
yang merupakan ’dokter’ ahli yang cerdas.
Cara
kedua, hendaknya ia mencari teman yang jujur, berilmu, beragama dan
menjadikan sebagai kawan yang dapat mengingatkannya dari akhlak dan perbuatan
buruk.
Cara ketiga, hendaknya mengambil manfaat
dari lisan-lisan lawan untuk mengetahui aib dan kekurangan diri karena,
pandangan benci akan membuat semua yang nampak jadi jelek.
Cara
keempat, hendaknya ia bergaul bersama orang banyak. Karene setiap yang
dipandang tercela oleh masyarakat maka harus dijauhi.
Sarana
Menjaga Kesehatan Hati
Membersihkan hati dari
berbagai penyakit adalah dengan mengobatinya, jika sudah terjangkit tersebut.
Tapi jika belum, ia harus selalu dijaga dan diawasi. Itulah pengobatan terbaik.
Selain itu juga harus ditunjang oleh suplai makanan yang teratur dan bermanfaat
sehingga hati selalu sehat
Manfaat
Hati yang Bersih
”Para syaikh (ulama) yang shalih
menyebutkan tentang bukti-bukti ketauhidan dan keikhlasan dalam agama secara
keseluruhan dengan tidak menoleh kepada selain Allah. Ia mendengar, melihat,
dan berjalan karena Allah. Ia mencintai semua yang dicintai Allah dan membenci
semua yang dibenci Allah. Ia mencari ridho Allah dalam urusan makhluk, dan
tidak mencari ridha makhluk dalam mencari ridha Allah. Atau dalam
memperjuangkan agama-Nya. Itulah kondisi orang yang hatinya bersih, lurus
bertauhid, Muslim, Mukmin, berilmu dan beramal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar