Sistem
Pengukuran Laba dan Modal
Disusun Oleh :
Fitriatun
Nida
Yusnia
Pohan ( 2011. 35. 1484)
Yuniasih
Solifah ( 2012. 35. 1805)
Jurusan
Akuntansi
Fakultas
Ekonomi
Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ahmad Dahlan Jakarta
2014/2015
SISTEM PENGUKURAN LABA DAN MODAL
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan
pengukuran termasuk pengukuran prestasi, hasil usaha, laba maupun posisi
keuangan. Pengukuran laba dan modal ini bukan saja penting untuk menentukan
prestasi perusahaan, tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba,
penentuan kebijakan investasi, pembayaran pajak, zakat, bonus, dan pembagian
hasil. Pengukuran laba dan modal yang
dilakukan oleh profesi lain, misalnya fiskus atau perpajakan, pemegang saham,
analis keuangan, pengusaha, ekonomi, bahkan, siapa pun yang bergerak dalam
dunia bisnis termasuk ibu – ibu yang melakukan bisnis dipasar , di kampung
pasti memiliki ide atau pendapat tentang perhitungan laba.
Siapapun
yang melakukan kegiatan bisnis pasti memiliki alasan ekonomis mengapa ia terus melakukan bisnis . Biasanya alasan
tradisional itu adalah untuk mendapatkan laba. Oleh karena itu, si pelaku
bisnis itu sendiri pasti memiliki pandangan tentang apa yang dimaksudkannya
sebagai laba dan bagaimana menentukan laba tersebut.
Dan tentu banyak lagi pandangan dan praktik
dimasyarakat dalam pengukuran laba ini, namun yang sampai jadi pembahasan
adalah:
1.
Laba menurut ilmu ekonomi
2.
Laba menurut fiskus (petugas pajak)
3.
Laba menurut akuntansi
4.
Laba menurut perhitungan zakat.
Perbedaan itu disebabkan berbagai alasan antara lain
karena:
1.
Benda atau produk dan jasa yang akan dinilai ( Biaya historis, biaya
ganti, biaya realisasi, present value);
2.
Unit ukur (bisa unit ukur uang atau ukuran kemampuan tenaga beli).
Modal
(capital)
Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan
modal atau aktiva bersih. Laba adalah arus kekayaan sedangkan modal adalah
simpanan kekayaan. Oleh karena itu, penentuan laba, yaitu penentuan kenaikan
modal juga menyangkut masalah harga juga. Modal bisa berarti financial capital
dimana tekanannya adalah nilai uang dari aktiva dikurangi dengan nilai
kewajiban yang merupakan nilai kontribusi uang pemilik kepada perusahaan.
Physical capital, yaitu disini difokuskan pada kemampuan fisik dari modal untuk
memprodusikan barang dan jasa bukan pada nilai uangnya. Ukurannya adalah
kapasitas produksi dari aktiva yang dimiliki.
BAB
II
PEMBAHASAN
Laba ( Income )
Laba ( income ) adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal. Dalam teori akuntansi
sendiri, laba diartikan sebagai laba komprehensif yaitu kenaikan asset bersih
selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Apabila dilihat menggunakan
PABU, laba adalah selisih pendapatan dan biaya yang diukur dan disajikan atas
dasar prinsip akuntansi berterima umum (PABU).
Sedangkan
laba menurut ilmu ekonomi adalah yang dikemukakan oleh Adam Smith bahwa income
adalah kenaikan dalam kekayaan. Ada 3 konsep laba yang digunakan :
·
Psychic income, menunjukkan konsumsi barang atau jasa yang dapat
memenuhi kepuasan dan keinginan individu.
·
Real income, menunjukkan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi yang
ditunjukkan oleh kenaikan cost of living.
·
Money income, menunjukkan kenaikan nilai moeter sumber-sumber
ekonomi yang digunakan untuk konsumsi sesuai dengan biaya hidup ( cost of
living ).
Tujuan Pelaporan Laba
Tujuan pelaporan laba diharapkan dapat digunakan antara lain :
1.
Perhitungan Pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan
diterima Negara.
2.
Untuk menghitung deviden yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang
akan ditahan dalam perusahaan.
3.
Untuk menjadi pedoman dalam menentikan kebijaksanaan investasi dan
pengambilan keputusan.
4.
Untuk menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainnya di masa yang akan datang.
5.
Untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan.
6.
Perhitungan Zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba kepada Allah
SWT melalui pembayaran Zakat kepada masyarakat.
Keunggulan
dan Kelemahan Laba Akuntansi
Keunggulan laba akuntansi adalah sebagai
berikut :
·
Membantu pengambilan keputusan dalam ekonomi.
·
Mengukur nilai terkini ( current value ), tambahan nilai atau
nilai dari aktiva.
·
Untuk tujuan pengendalian terutama mempertanggungjawabkan
manajemen.
Sedangkan kelemahan metode akuntansi
menurut Hendrikson (1989) adalah
·
Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas.
·
Belum ada dasar pengukuran dan penyajian yang secara teoritis
mantap.
·
Menimbulkan ketidakkonsistenen dalam pengukuran laba periodik
dari perusahaan yang berbeda atau antar periode yang sama.
·
Perubahan tingkat harga belum tercermin dalam laba akuntansi yang
dihitung atas dasar nilai nominal uang.
Kriteria atau pendekatan
dalam pengukuran laba dibagi menjadi tiga yaitu :
1) Pendekatan Transaksi (Cash Basis)
Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui
pada saat terjadinya transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode.
Pengukuran dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan
pendapatan dan biaya. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan
pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan
biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Pendekatan ini memiliki berbagai
keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia
pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai
yang diakui secara objektif.
2) Pendekatan Kegiatan (Accrual Basis)
Dalam pendekatan ini, laba dianggap
timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan perusahaan dan bukan sebagai
hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan
sebagai basis akrual pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan telah
terbentuk bersamaan dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti
luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun secara realisasi belum
terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam
membantu management melakukan analisis internal seperti mengukur
efisiensi dan profitabilitas setiap kegiatan operasional perusahaaan.
3) Pendekatan Pertahanan Kapital
Dalam konsep pertahanan kapital,
laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang
berbeda. Dengan konsep ini, elemen laba diukur atas dasar pendekatan
aset-kewajiban. Dua pendekatan yang dibahas sebelumnya merupakan pendekatan
pendapatan-biaya dalam pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan
kewajiban). Nilai aset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran
pendapatan dan biaya atas dasar konsep perbandingan. Laba berdasarkan
pendekatan ini berarti perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda atau
kenaikan kapital dalam suatu periode.
Ekuitas
( Modal )
Menurut
Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) Ekuitas adalah hak residual atas aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Istilah modal sering
juga digunakan pula sebagai kata equity
walaupun modal lebih dekat maknanya dengan istilah capital. Karena ekuitas
mengandung unsur pemilikan (ownership),
untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut sebagai aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan adanya
pemilikan.
Menurut PSAK (2002) pasal
49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa
ekuitas bukan kewajiban.
Sistem
Pengukuran Laba dan Modal
Pengukuran
Laba ( Income )
Pengukuran terhadap laba merupakan
penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan disajikan dalam laporan
keuangan." Penghasilan ( income ) akan diakui apabila kenaikan manfaat
ekonomi dimasa mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan modal”. Ada
3 pendekatan yang digunakan dalam mengukur laba :
(a)
Pendekatan transaksi, menganggap bahwa perubahan aktiva/hutang
terjadi hanya karena adanya transaksi baik internal maupun eksternal.
(b)
Pendekatan kegiatan, laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu
telah dilaksanakan. Jadi laba bisa timbul pada tahap perencanaan, produksi,
penjualan, dan pengumpulan kas.
(c)
Pendekatan mempertahankan kemakmuran ( Capital Maintenance
Concept ), laba diakui setelah kapital awal dapat dipertahankan.
Konsep
Capital Maintenance
Menurut konsep
ini laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih ada
(capital maintenance atau return on capital) atau biaya yang telah tertutupi
(cost recovery) atau pengembalian modal (return of capital).
Konsep ini dapat dinyatakan baik
dalam ukuran uang (unit of money) yang disebut financial capital atau dalam
ukuran tenaga beli (general purchasing power) yang disebut physical capital.
Maka konsep capital maintenance,
menghasilkan beberapa konsep diantaranya :
1)
Pemeliharaan
uang : modal financial yang diukur dalam satuan uang
Dalam konsep ini bahwa modal financial
yang diinvestasikan kembali oleh pemilik telah terpelihara, sedangkan laba
adalah sama dengan perubahan yang terjadi di dalam aktiva bersih yang
disesuaikan dengan transksi – transaksi modal yang dinyatakan dalam dolar.
2)
Pemeliharaan
modal daya beli umum : modal financial yang diukur dalam satuan daya beli yang
sama
Dalam konsep ini mengandung arti bahwa
daya beli dari modal financial yang diinvestasikan kembali oleh pemilik telah
terpelihara., sedangkan laba adalah sama dengan perubahan yang terjadi di dalam
aktiva bersih yang disesuaikan untuk transaksi – transaksi modal yang
dinyatakan dalam satuan daya beli yang sama, uang.
3)
Pemeliharaan
kapasistas produktif : modal fisik yang diukur dalam satuan uang
Konsep ini mengandung arti bahwa
kapasitas produktif fisik dari perusahaan telah terpelihara, yang dimana
dinyatakan sebagai aktiva fisik yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga
keuntungan adalah jumlah yang dapat didistribusikan setelah membuat cukup
pencadangan untuk mengganti penggunaan atau pemakaian aktiva fisik yang
dimiliki oleh perusahaan.
4)
Pemeliharaan
kapasitas produktif, daya beli umum modal fisik yang diukur dalam satuan daya
beli yang sama.
Dalam konsep ini mengandung arti bahwa
pemeliharaan kapasitas produktif fisik dari perusahaan yang diukur dalam satuan
– satuan daya beli yang sama. Pemeliharaan kapasitas, daya beli umum adalah
konep pemeliharaan modal yang digunakan dalam akuntansi nilai saat ini, yang
disesuiakan dengan tingkat harga umum.
Pengukuran
Laba dan Modal Berdasarkan Akuntansi Konvensional dapat diukur dengan
menggunakan :
1) Historical Cost
Didasarkan pada transaksi yang sudah
pasti dan kejadian yang sebenarnya bukan kejadian yang masih mungkin. Sehingga
bisa menjadi bukti untuk pertanggungjawaban. Historical cost juga relavan dalam
proses pengambilan keputusan ekonomis, selain itu juga perlu untuk menilai
apakah kita puas atau tidak dengan apa yang dicapai, dan sejauh mana kita
mencapai apa yang sudah ditargetkan.
Tetapi Historical Cost juga
mempunyai kelebihan dan kelemahan, diantaranya :
Keunggulan
menggunakan Historical Cost :
1. hasil
penilaiannya dapat di verifikasi
2. memberi data
yang dapat di bandingkan
3. menyajikan data yang dapat berguna
untuk pengambilan keputusan bagi manajemen dan investor, data yang di gunakan
dapat memprediksi masa depan
Kelemahan
menggunakan Historical Cost Menurut Muijono :
1. adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil
karena pendapatan untuk suatu hal tertentu pada saat tertentu akan di bebani
biaya yang didasarkan pada suatu nilai uang yang telah di tetapkan beberapa
periode yang lalu pada saat terjadinya pencatatan biaya tersebut.
2. nilai aktiva
yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah jika di
bandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang sekarang.
3. alokasi
biaya untuk depresiasi, amortisasi, akan di bebankan terlalu kecil dan akan
menagkibatkan laba di hitung terlalu besar.
4. laba/rugi
yang terjadi yang dihasilkan oleh perhitungan laba/rugi yang didasarkan pada
asumsi adanya stable monetary unit tdak lah riil apabila diukur dengan
perkembangan daya beli uang yang berlangsung.
5. perusahaan
tidak akan mempertahankan real capitalnya dan ada kecenderungan terjadinya
canibalisme terhadap modal sehubungan dengan pembayaran pajak perseroan dan
pembagian laba yang lebih besar daripada semestinya.
6. menyalahi
mathematical principle karena berbaai himpunan yang tidak sama dijumlah kan
menjadi satu, dan.
7. disamping
hal-hal diatas akan timbul kesulitan-kesulitan bagi manajemen perusahaan
apabila harus mendasarkan laporan akuntansi yang disusun berdasarkan asumsi
adanya stable monetary unit
2)
Current Cost Accounting (entry value)
Akuntansi biaya sekarang (CCA) adalah sistem
akuntansi dimana aset dinilai berdasarkan harga pasar saat membeli dan laba
ditentukan oleh alokasi berdasarkan pada biaya saat ini. Tujuan dari current cost :
• Evaluasi
manajer oleh pemegang saham, kreditur dan lain-lain.
Evaluasi oleh
kedua orang dalam dan luar menyediakan sarana untuk keberhasilan fungsi ekonomi
karena, secara teoritis, maka sumber daya akan dialokasikan lebih efisien.
• Evaluasi oleh
manajer terhadap keputusan masa lalu mereka dan untuk membuat keputusan terbaik
untuk masa depan.
Current Cost Accounting (konsep akuntansi nilai
sekarang ), dimana menyatakan nilai pos-pos laporan keuangan dengan harga
perolehan sekarang yaitu dengan harga perolehan dari pos yang mempunyai umur
dan kapsitas yang sama.
Current Value (nilai sekarang)
dapat dihitung dengan 5 metode :
a.
Capitalization atau present Value Method yaiutu
jumlah bersih dari arus kas (kas masuk – kas keluar) yang diharapkan diterima
selama umur ekonominya yang diskontokan pada saat sekarang.
b.
Current Entry Price, yaitu jumlah kas atau
aktiva lainnya yang dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva yang sejenis atau yang
sama.
c.
Current Exit Price (Net Realizable Value)
adalah jumlah kas yang diterima atau utang yang dianggap lunas apabila aset
tersebut dijual.
Kelebihan dari Current Cost Accounting
Current cost menunjukan jumlah yang seharusnya
dibayar oleh perusahaan dalam periode berjalan untuk memperoleh aktiva atau
jasa.
Current cost memungkinkan identifikasi dari
penyimpangan laba atau rugi,sehingga mencerminkan hasil-hasil keputusan
manajmen asset dan dampak dari lingkungan atas perusahaan yang tidak tercermin
dalam transaksi rutin.
Current cost menggambarkan nilai aktiva pada
perusahaan jika perusahaan melanjutkan untuk memperoleh aktiva tersebut dan
jika nilainya belum ditambah aktiva tersebut.
Penjumlahan aktiva yang dinyatakan dalam nilai
sekarang lebih bearti dari pada penambahan biaya historis yang terjadi pada
periode yang berbeda.
Current cost memungkinkan pelaporan current
operating profit,yang dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan.
Kelemahan dari Current Cost Accounting :
Pengguna current cost adalah subyektif karena
sangat sulit menentukan harga perolehan sekarang yang pasti setiap saat.
Masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan Akuntansi Nilai Sekarang adalah
pengukuran dari nilai sekarang (current value) itu sendiri.
3)
Current selling price (exit value)
Exit price accounting merupakan
sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk mengukur posisi
keuangan perusahaan dan kinerja keuangan. Menurut Edwards and Bell (1961) exit
value adalah harga maksimum dari aset yang saat ini ditahan apabila dijual
dan dikurangi dengan biaya transaksi. Dengan sebutan lain exit value disebut
juga dengan nilai realisasi bersih (net relizable value) dari aset).
Exit Price
Accounting merupakan sistem akuntansi yang menngunakan harga jual untuk
mengukur posisi keuangan dan kinerja suatu badan usaha. Dua hal yang
perlu diperhatikan:
§ Nilai aset non moneter disesuaikan dengan harga jual
pada saat ini yang merupakan bagian dari
laba yang belum terealisasi
§ Perubahan daya beli diperhitungkan untuk mengukur
modal finansial dan hasil operasi
Manfaat Exit Price Accounting :
§ Memberikan informasi yang bermanfaat
§ Informasi yang relevan dan reliable
§ Mempunyai sifat additive
§ Dapat digunakan sebagai dasar alokasi
§ Sesuai dengan kenyataan
§ Objective
§ Dapat digunakan untuk mengukur risiko
§ Apabila harga jual berbeda jauh dengan harga beli,
menunjukkan risiko yang tinggi
Current Cost atau Exit Price :
§ Curretnt cost lebih dipilih dari pada exit price
dengan alasan:
§ Harga jual perlu evaluasi karena setelah pembelian
biasanya harganya jatuh
§ Exit price lebih menekankan kegiatan usaha jangka
pendek (likuidasi)
§ Exit price cenderung mengantisipasi laba operasi
sebelum terjadi penjualan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar