Kamis, 12 Juni 2014

Sistem Pengukuran Laba dan Modal (Teori Akuntansi)


Sistem Pengukuran Laba dan Modal
 
 Disusun Oleh :
Fitriatun Nida
Yusnia Pohan ( 2011. 35. 1484)
Yuniasih Solifah ( 2012. 35. 1805)


Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ahmad Dahlan Jakarta
2014/2015
SISTEM PENGUKURAN LABA DAN MODAL
BAB 1
PENDAHULUAN

            Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran prestasi, hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Pengukuran laba dan modal ini bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan, tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba, penentuan kebijakan investasi, pembayaran pajak, zakat, bonus, dan pembagian hasil.  Pengukuran laba dan modal yang dilakukan oleh profesi lain, misalnya fiskus atau perpajakan, pemegang saham, analis keuangan, pengusaha, ekonomi, bahkan, siapa pun yang bergerak dalam dunia bisnis termasuk ibu – ibu yang melakukan bisnis dipasar , di kampung pasti memiliki ide atau pendapat tentang perhitungan laba.
            Siapapun yang melakukan kegiatan bisnis pasti memiliki alasan ekonomis mengapa ia  terus melakukan bisnis . Biasanya alasan tradisional itu adalah untuk mendapatkan laba. Oleh karena itu, si pelaku bisnis itu sendiri pasti memiliki pandangan tentang apa yang dimaksudkannya sebagai laba dan bagaimana menentukan laba tersebut.
Dan tentu banyak lagi pandangan dan praktik dimasyarakat dalam pengukuran laba ini, namun yang sampai jadi pembahasan adalah:
1.      Laba menurut ilmu ekonomi
2.      Laba menurut fiskus (petugas pajak)
3.      Laba menurut akuntansi
4.      Laba menurut perhitungan zakat.
Perbedaan itu disebabkan berbagai alasan antara lain karena:
1.      Benda atau produk dan jasa yang akan dinilai ( Biaya historis, biaya ganti, biaya realisasi, present value);
2.      Unit ukur (bisa unit ukur uang atau ukuran kemampuan tenaga beli).


Modal (capital)
      Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva bersih. Laba adalah arus kekayaan sedangkan modal adalah simpanan kekayaan. Oleh karena itu, penentuan laba, yaitu penentuan kenaikan modal juga menyangkut masalah harga juga. Modal bisa berarti financial capital dimana tekanannya adalah nilai uang dari aktiva dikurangi dengan nilai kewajiban yang merupakan nilai kontribusi uang pemilik kepada perusahaan. Physical capital, yaitu disini difokuskan pada kemampuan fisik dari modal untuk memprodusikan barang dan jasa bukan pada nilai uangnya. Ukurannya adalah kapasitas produksi dari aktiva yang dimiliki.
















BAB II
PEMBAHASAN

Laba ( Income )
Laba ( income ) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Dalam teori akuntansi sendiri, laba diartikan sebagai laba komprehensif yaitu kenaikan asset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Apabila dilihat menggunakan PABU, laba adalah selisih pendapatan dan biaya yang diukur dan disajikan atas dasar prinsip akuntansi berterima umum (PABU).
Sedangkan laba menurut ilmu ekonomi adalah yang dikemukakan oleh Adam Smith bahwa income adalah kenaikan dalam kekayaan.  Ada 3 konsep laba yang digunakan :
·         Psychic income, menunjukkan konsumsi barang atau jasa yang dapat memenuhi kepuasan dan keinginan individu.
·         Real income, menunjukkan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi yang ditunjukkan oleh kenaikan cost of living.
·         Money income, menunjukkan kenaikan nilai moeter sumber-sumber ekonomi yang digunakan untuk konsumsi sesuai dengan biaya hidup ( cost of living ).


Tujuan Pelaporan Laba
Tujuan pelaporan laba diharapkan  dapat digunakan antara lain :
1.        Perhitungan Pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima Negara.
2.        Untuk menghitung deviden yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan dalam perusahaan.
3.        Untuk menjadi pedoman dalam menentikan kebijaksanaan investasi dan pengambilan keputusan.
4.        Untuk menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang.
5.        Untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan.
6.        Perhitungan Zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba kepada Allah SWT melalui pembayaran Zakat kepada masyarakat.

Keunggulan dan Kelemahan Laba Akuntansi

Keunggulan laba akuntansi adalah sebagai berikut :
·         Membantu  pengambilan keputusan dalam ekonomi.
·         Mengukur nilai terkini ( current value ), tambahan nilai atau nilai dari aktiva.
·         Untuk tujuan pengendalian terutama mempertanggungjawabkan manajemen.
Sedangkan kelemahan metode akuntansi menurut Hendrikson (1989) adalah
·         Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas.
·         Belum ada dasar pengukuran dan penyajian yang secara teoritis mantap.
·         Menimbulkan ketidakkonsistenen dalam pengukuran laba periodik dari perusahaan yang berbeda atau antar periode yang sama.
·         Perubahan tingkat harga belum tercermin dalam laba akuntansi yang dihitung atas dasar nilai nominal uang.



 Kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba dibagi menjadi tiga yaitu :

1)   Pendekatan Transaksi (Cash Basis)
Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif.

2)   Pendekatan Kegiatan (Accrual Basis)
Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan sebagai basis akrual pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun secara realisasi belum terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam membantu management melakukan analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap kegiatan operasional perusahaaan.

3)   Pendekatan Pertahanan Kapital
 Dalam konsep pertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen laba diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Dua pendekatan yang dibahas sebelumnya merupakan pendekatan pendapatan-biaya dalam pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai aset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan biaya atas dasar konsep perbandingan. Laba berdasarkan pendekatan ini berarti perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.

Ekuitas ( Modal )

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Istilah modal sering juga digunakan pula sebagai kata equity walaupun modal lebih dekat maknanya dengan istilah capital. Karena ekuitas mengandung unsur pemilikan (ownership), untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut sebagai aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan adanya pemilikan.
Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban.


Sistem Pengukuran Laba dan Modal

Pengukuran Laba ( Income )
Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan." Penghasilan ( income ) akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi dimasa mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan modal”. Ada 3 pendekatan yang digunakan dalam mengukur laba :
(a)           Pendekatan transaksi, menganggap bahwa perubahan aktiva/hutang terjadi hanya karena adanya transaksi baik internal maupun eksternal.
(b)          Pendekatan kegiatan, laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa timbul pada tahap perencanaan, produksi, penjualan, dan pengumpulan kas.
(c)           Pendekatan mempertahankan kemakmuran ( Capital Maintenance Concept ), laba diakui setelah kapital awal dapat dipertahankan.

Konsep Capital Maintenance
            Menurut konsep ini laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih ada (capital maintenance atau return on capital) atau biaya yang telah tertutupi (cost recovery) atau pengembalian modal (return of capital).
            Konsep ini dapat dinyatakan baik dalam ukuran uang (unit of money) yang disebut financial capital atau dalam ukuran tenaga beli (general purchasing power) yang disebut physical capital.
            Maka konsep capital maintenance, menghasilkan beberapa konsep diantaranya :
1)        Pemeliharaan uang : modal financial yang diukur dalam satuan uang
       Dalam konsep ini bahwa modal financial yang diinvestasikan kembali oleh pemilik telah terpelihara, sedangkan laba adalah sama dengan perubahan yang terjadi di dalam aktiva bersih yang disesuaikan dengan transksi – transaksi modal yang dinyatakan dalam dolar.
2)        Pemeliharaan modal daya beli umum : modal financial yang diukur dalam satuan daya beli yang sama
       Dalam konsep ini mengandung arti bahwa daya beli dari modal financial yang diinvestasikan kembali oleh pemilik telah terpelihara., sedangkan laba adalah sama dengan perubahan yang terjadi di dalam aktiva bersih yang disesuaikan untuk transaksi – transaksi modal yang dinyatakan dalam satuan daya beli yang sama, uang.
3)        Pemeliharaan kapasistas produktif : modal fisik yang diukur dalam satuan uang
       Konsep ini mengandung arti bahwa kapasitas produktif fisik dari perusahaan telah terpelihara, yang dimana dinyatakan sebagai aktiva fisik yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga keuntungan adalah jumlah yang dapat didistribusikan setelah membuat cukup pencadangan untuk mengganti penggunaan atau pemakaian aktiva fisik yang dimiliki oleh perusahaan.
4)        Pemeliharaan kapasitas produktif, daya beli umum modal fisik yang diukur dalam satuan daya beli yang sama.
       Dalam konsep ini mengandung arti bahwa pemeliharaan kapasitas produktif fisik dari perusahaan yang diukur dalam satuan – satuan daya beli yang sama. Pemeliharaan kapasitas, daya beli umum adalah konep pemeliharaan modal yang digunakan dalam akuntansi nilai saat ini, yang disesuiakan dengan tingkat harga umum.  
Pengukuran Laba dan Modal Berdasarkan Akuntansi Konvensional dapat diukur dengan menggunakan :
1)   Historical Cost
            Didasarkan pada transaksi yang sudah pasti dan kejadian yang sebenarnya bukan kejadian yang masih mungkin. Sehingga bisa menjadi bukti untuk pertanggungjawaban. Historical cost juga relavan dalam proses pengambilan keputusan ekonomis, selain itu juga perlu untuk menilai apakah kita puas atau tidak dengan apa yang dicapai, dan sejauh mana kita mencapai apa yang sudah ditargetkan.


            Tetapi Historical Cost juga mempunyai kelebihan dan kelemahan, diantaranya :

Keunggulan menggunakan Historical Cost :
1. hasil penilaiannya dapat di verifikasi
2. memberi data yang dapat di bandingkan
3. menyajikan data yang dapat berguna untuk pengambilan keputusan bagi manajemen dan investor, data yang di gunakan dapat memprediksi masa depan
Kelemahan menggunakan Historical Cost Menurut Muijono :
1. adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil karena pendapatan untuk suatu hal tertentu pada saat tertentu akan di bebani biaya yang didasarkan pada suatu nilai uang yang telah di tetapkan beberapa periode yang lalu pada saat terjadinya pencatatan biaya tersebut.
2. nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah jika di bandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang sekarang.
3. alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi, akan di bebankan terlalu kecil dan akan menagkibatkan laba di hitung terlalu besar.
4. laba/rugi yang terjadi yang dihasilkan oleh perhitungan laba/rugi yang didasarkan pada asumsi adanya stable monetary unit tdak lah riil apabila diukur dengan perkembangan daya beli uang yang berlangsung.
5. perusahaan tidak akan mempertahankan real capitalnya dan ada kecenderungan terjadinya canibalisme terhadap modal sehubungan dengan pembayaran pajak perseroan dan pembagian laba yang lebih besar daripada semestinya.
6. menyalahi mathematical principle karena berbaai himpunan yang tidak sama dijumlah kan menjadi satu, dan.
7. disamping hal-hal diatas akan timbul kesulitan-kesulitan bagi manajemen perusahaan apabila harus mendasarkan laporan akuntansi yang disusun berdasarkan asumsi adanya stable monetary unit

2)             Current Cost Accounting (entry value)
            Akuntansi biaya sekarang (CCA) adalah sistem akuntansi dimana aset dinilai berdasarkan harga pasar saat membeli dan laba ditentukan oleh alokasi berdasarkan pada biaya saat ini.  Tujuan dari current cost :
• Evaluasi manajer oleh pemegang saham, kreditur dan lain-lain.
Evaluasi oleh kedua orang dalam dan luar menyediakan sarana untuk keberhasilan fungsi ekonomi karena, secara teoritis, maka sumber daya akan dialokasikan lebih efisien.
• Evaluasi oleh manajer terhadap keputusan masa lalu mereka dan untuk membuat keputusan terbaik untuk masa depan.
                  Current Cost Accounting (konsep akuntansi nilai sekarang ), dimana menyatakan nilai pos-pos laporan keuangan dengan harga perolehan sekarang yaitu dengan harga perolehan dari pos yang mempunyai umur dan kapsitas yang sama.
                  Current Value (nilai sekarang) dapat dihitung dengan 5 metode :
a.       Capitalization atau present Value Method yaiutu jumlah bersih dari arus kas (kas masuk – kas keluar) yang diharapkan diterima selama umur ekonominya yang diskontokan pada saat sekarang.
b.      Current Entry Price, yaitu jumlah kas atau aktiva lainnya yang dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva yang sejenis atau yang sama.
c.       Current Exit Price (Net Realizable Value) adalah jumlah kas yang diterima atau utang yang dianggap lunas apabila aset tersebut dijual.
Kelebihan dari Current Cost Accounting
Current cost menunjukan jumlah yang seharusnya dibayar oleh perusahaan dalam periode berjalan untuk memperoleh aktiva atau jasa.
Current cost memungkinkan identifikasi dari penyimpangan laba atau rugi,sehingga mencerminkan hasil-hasil keputusan manajmen asset dan dampak dari lingkungan atas perusahaan yang tidak tercermin dalam transaksi rutin.
Current cost menggambarkan nilai aktiva pada perusahaan jika perusahaan melanjutkan untuk memperoleh aktiva tersebut dan jika nilainya belum ditambah aktiva tersebut.
Penjumlahan aktiva yang dinyatakan dalam nilai sekarang lebih bearti dari pada penambahan biaya historis yang terjadi pada periode yang berbeda.
Current cost memungkinkan pelaporan current operating profit,yang dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan.
Kelemahan dari Current Cost Accounting :
Pengguna current cost adalah subyektif karena sangat sulit menentukan harga perolehan sekarang yang pasti setiap saat. Masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan Akuntansi Nilai Sekarang adalah pengukuran dari nilai sekarang (current value) itu sendiri.

3)        Current selling price (exit value)
            Exit price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan. Menurut Edwards and Bell (1961) exit value adalah harga maksimum dari aset yang saat ini ditahan apabila dijual dan dikurangi dengan biaya transaksi. Dengan sebutan lain exit value disebut juga dengan nilai realisasi bersih (net relizable value) dari aset).  
            Exit Price Accounting merupakan sistem akuntansi yang menngunakan harga jual untuk mengukur posisi keuangan dan kinerja suatu badan usaha. Dua hal yang perlu diperhatikan:
§     Nilai aset non moneter disesuaikan dengan harga jual pada saat ini yang merupakan           bagian dari laba yang belum terealisasi
§     Perubahan daya beli diperhitungkan untuk mengukur modal finansial dan hasil       operasi

Manfaat Exit Price Accounting :
§     Memberikan informasi yang bermanfaat
§     Informasi yang relevan dan reliable
§     Mempunyai sifat additive
§     Dapat digunakan sebagai dasar alokasi
§     Sesuai dengan kenyataan
§     Objective
§     Dapat digunakan untuk mengukur risiko
§ Apabila harga jual berbeda jauh dengan harga beli, menunjukkan risiko yang tinggi

Current Cost atau Exit Price :
§    Curretnt cost lebih dipilih dari pada exit price dengan alasan:
§    Harga jual perlu evaluasi karena setelah pembelian biasanya harganya jatuh
§    Exit price lebih menekankan kegiatan usaha jangka pendek (likuidasi)
§    Exit price cenderung mengantisipasi laba operasi sebelum terjadi penjualan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar