Kamis, 16 April 2015

SIA : Sistem Penjualan Dan Manufaktur Tanggap Cepat




BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang berkembang dewasa ini memberikan banyak kemudahan pada berbagai kegiatan bisnis karena sebagai sebuah teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat. Teknologi informasi (TI) turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Kemajuan TI juga berpengaruh signifikan pada perkembangan akuntansi yang kegiatannya tidak terlepas dari teknologi informasi tersebut. Semakin maju TI semakin banyak pengaruhnya pada bidang akuntansi.
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang berkembang dewasa ini memberikan banyak kemudahan pada berbagai kegiatan bisnis karena sebagai sebuah teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat. Teknologi informasi (TI) turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Kemajuan TI juga berpengaruh signifikan pada perkembangan akuntansi yang kegiatannya tidak terlepas dari teknologi informasi tersebut. Semakin maju TI semakin banyak pengaruhnya pada bidang akuntansi.
B.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pembahasan sistem penjualan dan manufaktur tanggap cepat adalah :
1.     Apa yang dimaksud dengan penjualan dan manufaktur tanggap cepat ?
2.     Apa yang dimaksud Teknologi identifikasi otomatis Teknologi pembuatan barcode, karakteristik-karakteristik barcode ?
3.     Apa saja komponen-komponen system penjualan tanggap cepat, pemrosesan transaksi dalam system penjualan tanggap cepat, pertimbangan-pertimbangan pengendalian intern khusus.?











BAB IIPEMBAHASAN

A.    Pengertian
Istilah sistem tanggap cepat-Quick response system tampaknya sudah menjelaskan maksudnya sendiri. Tentunya sistem ini adalah yang ‘cepat’ dan“responsif”. Tetapi arti dari konsep tangaap cepat jauh lebih mendalam. Sistem tanggap cepat penting bagi gerakantotal quality performance (TQP) perusahaan. TQP (kadang-kadang juga disebut total quality management-TQM)adalah filosofi untuk melaksanakan sesuatu yang tepat dengan tepat pada saatpertama. TQP mensyaratkan produksi berkualitas tinggi, efisiensi operasional, dan perbaikan terus menerus dalam operasi. TQP menekankan “kepuasan pelanggan” sedemikian rupa hingga tercapai “obsesi pelanggan”. Dalam lingkungan dunia bisnis yang sangat kompetitif, TQP adalah strategi untuk dapat bertahan hidup. Beberapa teknologi berinteraksi agar sistem tanggap cepat menjadi feasible. Standarisasi perangkat keras dan software dan pergeseran ke arah sistem terbuka telah membuat hubungan antar sistem komputer menjadi lebih mudah. Pertukaran data elektronik (electronic data interchange-EDI) adalah hal penting bagi sistem tanggap cepat. Walaupun EDI penting, tetapi hal itu saja tidak mencukupi. Identifikasi kode bar (bar code) produk dengan menggunakan kode produk universal (Universal Product Code-UPC) dan teknologi scanning, seperti pada terminal perusahaan eceran (ritel) di titik penjualan (point of sale - POS),adalah contoh teknologi penting lainnya. Kode bar UPC di-scan dengan teknologi.
POS pada anjungan(counter) ke luar di toko eceran merupakan titik awal dari rangkaian kegiatan yang akan berakhir dengan item, yaitu item yang tepat, yang persediaannya perlu segera diisi kembali agar dapat segera dijual kembali. Ini sangat penting dalam dunia eceran, di mana fads, yaitu permintaan pelanggan atas produk tertentu dapat dan benar-benar berubah dengancepat. Apa yang dijual tahun lalu, bulan lalu, atau bahkan minggu lalu boleh jadi tidak lagi diminati pelanggan saat ini.
EDI yang menghubungkan sistem komputer perusahaan pengecer dengansistem komputer pemasok akan menghilangkan pemprosesan kertas dan memungkinkan untuk menempatkan dan memproses pesanan pembelian secara cepat, sehingga mendukung pengiriman tanggap cepat. Pemasok dapat juga membuat tagihan untuk pengecer melalui EDI. Dalam beberapa kasus, pembayaran Transfer Dana Secara Elektronik (electronic funds transfer-EFT) dapat dilakukan oleh pengecer ke rekening pemasok. Semua kejadian ini,termasuk pengambilan pesanan dari persediaan pemasok, dapat dilakukan tanpa keterlibatan manusia.
Contohnya
v Just-in-Time (JIT)
Sistem penjualan eceran tanggap cepat mirip dengan sistem persediaan just-in-time (JIT) yang digunakan manufaktur. Pesanan pembelian untuk barang-barang persediaan dibuat berdasarkan konsep “permintaan-tarik” dan bukannya berdasarkan suatu interval tetap (bulanan atau mingguan) secara “dorong” untuk memenuhi tingkat persediaan tertentu.
Pada lingkungan yang tidak berbasis JIT, proses seperti itu hanya berlangsung terputus-putus. Kumpulan (batch) produk yang serupa secara periodik diproses untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan rencana masa datang.
Biaya kegiatan “set up” biasanya timbul setiap kali suatu batch dan biayanya umumnya sama, tidak tergantung pada ukuran pemrosesan batch. Sebagaimana makna dari kata rencana, sistem batch menggunakan konsep “dorong” dalam mencapai efisiensi. Ukuran batch yang ekonomis (efisien) dihasilkan dengan menggunakan rumus-rumus, seperti yang terdapat pada model EOQ (Economic Order Quantity). Untuk lingkungan non JIT, misalnya pada penjualan eceran, pesanan atas produk baru diproses secara periodik sebagai batch dan dikirimkan kepada pemasok untuk melengkapi lagi persediaan. Persediaan dijaga dalam tingkat tertentu yang memadai untuk mengantisipasi kebutuhan masa datang.Biaya pemesanan (set up) diminimalkan dengan menerapkan konsep EOQ untukkeputusan pemesanan kembali.
Lingkungan JIT merupakan suatu lingkungan arus yang berkelanjutandan bukannya lingkungan batch. JIT mensyaratkan operasi pemrosesan secara kontinu, untuk meminimalkan atau mengeliminasi persediaan secara keseluruhan.JIT juga mengeliminasi kesia-siaan dalam proses manufaktur dan menekankan adanya pengembangan secara terus-menerus dalam operasi. JIT adalah konsep yang mirip dengan TQM, dan dalam banyak hal sebagai aspek penting dalam TQM.
Dalam JIT, kegiatan pemrosesan muncul dengan konsep “tarikan”.Kegiatan (seperti pemesanan produk baru) terjadi hanya pada saat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Permintaan pelanggan, yang ditandai oleh order penjualan saat ini, “menarik” (menyebabkan pemicu) pesanan mulai dari pemrosesan permintaan ulang; akibatnya dilakukanlah pesanan kepada pemasok. Pesanan kepada pemasok didasarkan pada penjualan yang aktual untuk mengisi kembali persediaan yang telah terjual. Permintaan penjualan saat ini”menarik” (secara otomatis memicu) terjadinya pesanan untuk mengisi persediaan. Pedagang eceran dapat memesan dengan dasar kecenderungan pembelian yang terjadi saat ini.
v Web Commerce
Web Commerce disebut juga perdagangan dengan jaringan internet.Penjualan melalui jaring internet (World Wide Web) merupakan bagian integraldari perekonomian. Penjualan tersebut menyediakan banyak keuntungan baik bagi konsumen maupun penyedia barang. Keuntungan bagi konsumen adalah sebagai berikut :
  1. Tidak perlu antri untuk dilayani oleh pramuniaga atau mendapatkaninformasi produk.
  2. Melalui software berbasis jaring internet yang canggih, seorang pelanggandapat memperoleh jawaban yang cepat atas pertanyaan yang kompleksmengenai produk yang bersangkutan
  3. Transaksi berbasiswebbiasanya dilindungi dengan fasilitas enkripsi untukalasan keamanan.
Keuntungan bagi penyedia barang:
  1. Penghematan biaya karena adanya pemesanan secara otomatis
  2. Pengkodean elektronis secara otomatis atas data transaksi
  3. Rendahnya biaya overhead. Seluruh toko internet dapat ditampung dalamsatu komputer desktop.
  4. Barang dapat dipasarkan ke segenap penjuru dunia
  5. Pemutakhiran, pengenalan produk baru dan perubahan harga dapat dilakukansecara cepat.
Yang banyak menjadi perhatian masyarakat dalam pembelian melalui Web adalah aspek keamanan dan perlindungan data pribadi. Berdasarkan alasan tersebut, American Institute of Public Accountant mensponsori adanya “label persetujuan” Web Trust yang dapat diterbitkan oleh para akuntan publik yang telah secara khusus terlatih, untuk diberikan kepada situs Web yang memenuhi kriteria.
v Electronic Data Interchange (EDI)
Pertukaran data elektronik (EDI) adalah pertukaran dokumen bisnis dari-komputer-ke-komputer melalui jaringan komunikasi. EDI berbeda dengan E-mail di mana pengiriman pesan e-mail dibuat dan diinterpretasikan oleh manusia (orang ke orang), sedangkan pesan-pesan EDI dibuat dan diinterpretasikan oleh komputer. Standar EDI untuk publik, khususnya ANSIX.12, telah memberikan dampak besar terhadap pengembangan sistem tanggap cepat. Standar EDI untuk publik menyediakan rancangan umum untuk pertukaran data, dan dengan demikian mengurangi biaya dan kesalahan referensi silang kode oleh pihak-pihak dalam transaksi EDI.
EDI yang menghubungkan sistem komputer perusahaan pengecer dengan sistem komputer pemasok akan menghilangkan pemprosesan kertas danmemungkinkan untuk menempatkan dan memproses pesanan pembelian secara cepat, sehingga mendukung pengiriman tanggap cepat. Pemasok dapat jugamembuat tagihan untuk pengecer melalui EDI. Dalam beberapa kasus, pembayaran Transfer Dana Secara Elektronik (electronic funds transfer-EFT) dapat dilakukan oleh pengecer ke rekening pemasok. Semua kejadian ini,termasuk pengambilan pesanan dari persediaan pemasok, dapat dilakukan tanpa keterlibatan manusia.
v Computer-Integrated Manufacturing (CIM)
Sistem Komputer Terpadu Manufaktur (CIM) adalah pendekatan terpadu untuk pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan manufaktur. Komponen-komponen sistem CIM biasanya mencakup stasiun-stasiun kerja perancangan berbantuan komputer (computer-aided design-CAD), sistem pengendalian dan monitoring produksi secara real-time, serta sistem pemesanan dan pengendalian persediaan. Komponen-komponen CIM dihubungkan melalui jaringan computer dan dilengkapi dengan sistem software yang dirancang untuk mendukung operasi yang terdistribusi. CIM mengurangi biaya informasi, dan melalui EDI, memungkinkan hubungan yang lebih dekat antara produsen, pemasok, dan pelanggan.
Otomasi data sumber mengenai kegiatan produksi adalah hal yang penting bagi CIM, karenanya, kode bar yang dapat dibaca oleh mesin dan teknologi scanning merupakan komponen-komponen sistem yang penting. Jika Anda melihat bagian bawah badan sebuah mobil baru, anda akan melihat banyak simbol kode bar pada banyak bagian, simbol kode bar yang serupa dengan kode bar UPC yang lazim terdapat pada produk-produk konsumsi. Kode bar, yang lazim terdapat pada barang- barang pabrik maupun pada barang-barang konsumsi, memungkinkan komputer atau robot untuk mengidentifikasi material, memproses informasi, dan memulai prosedur apapun yang diperlukan.

B.    Teknologi identifikasi otomatis
Anda tentu mengenal barcode? Sebuah kode-kode tertentu yang diekspresikan dengan susunan garis-garis hitam (bar) dan putih (space) yang berbeda ketebalannya seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Kebutuhan terhadap identifikasi keberadaan suatu barang (item) secara otomatis (Auto-ID) di bidang industri, perdagangan dan distribusi logistik melahirkan penggunaan barcode ini lebih dari 30 tahun yang lalu.
Gambar 1. Barcode.
Buku-buku dan produk-produk yang dijual di toko buku dan supermarket misalnya selalu dilengkapi dengan barcode untuk memudahkan identifikasinya saat pendataan atau pembayaran di kasir dengan menggunakan sebuah alat pembaca (reader). Satu set barcode terdiri dari beberapa kode, dimana satu kode terdiri dari 7 unit garis warna hitam atau putih yang jika berdampingan akan terlihat garis hitam atau putih yang lebih tebal.

1. Dari barcode menuju ke RFID

Walau terbukti murah dan dapat dipakai di berbagai bidang, barcode ini ternyata mempunyai banyak kelemahan yaitu selain karena hanya bisa diidentifikasi dengan cara mendekatkan barcode tersebut ke sebuah reader, juga karena mempunyai kapasitas penyimpanan data yang sangat terbatas dan tidak bisa diprogram ulang sehingga menyulitkan untuk menyimpan dan memperbaharui data dalam jumlah besar untuk sebuah item.

Salah satu solusi menarik yang kemudian muncul adalah menyimpan data tersebut pada suatu silikon chip. RFID yang merupakan singkatan dari Radio Frequency Identification merupakan teknologi identifikasi baru yang dalam pengoperasiannya terjadi kontak antara transponder (tag) atau divais pembawa data yang terbuat dari silikon chip dilengkapi sebuah radio antena kecil dan reader yang terhubung dengan sistem komputer. Kontak antara RFID tag dengan reader tidak dilakukan secara kontak langsung atau mekanik melainkan dengan pengiriman gelombang electromagnet. Berbeda dengan smart card yang biasa dipakai di kartu telepon atau kartu bank yang juga menggunakan silikon chip, kode-kode RFID tag bisa dibaca pada jarak yang cukup jauh.
Untuk sebuah produk hasil pertanian yang dijual di supermarket, jika selama ini dengan menggunakan barcode hanya data jenis produk yang mampu tersimpan, di masa datang diharapkan RFID tag mampu menyimpan tidak hanya data jenis produk namun juga misalnya untuk sebuah produk beras dapat diketahui daerah asal produksi beras, kapan beras itu pertama kali ditanam dan dipanen, metode penanaman dan pembuatannya, bahkan nama dan data petaninya secara otomatis. Keuntungan lain adalah kasir maupun pembeli dapat mengetahui total harga barang yang ada di keranjang belanja dalam waktu sekejap, atau bahkan kasir bisa mengetahui barang-barang yang mungkin saja dikutil oleh pembeli yang tidak diletakkan di keranjang belanja.
Aplikasi lain penggunaan RFID misalnya dalam pengiriman barang yang selalu dapat diawasi secara real time (waktu sebenarnya) dalam waktu yang tak lama lagi dapat terwujud. Mr. Tanaka yang tinggal di Tokyo akan mengirimkan paket kepada rekan bisnisnya Ms. Colin di London, dimana paket tersebut dilengkapi RFID tag sehingga bisa selalu diamati rute perjalanannya. Mr. Tanaka dapat mengetahui lokasi-lokasi paket tersebut pada waktu tertentu dengan mengaksesnya melalui internet saat paket itu mulai dikirim dari rumah Mr. Tanaka di Shibuya sampai ke Bandara Narita, dia juga tahu kapan paketnya diangkut ke dalam pesawat JAL di Narita dan kapan paketnya diturunkan dari pesawat di Bandara Heathrow, lalu akhirnya paket itu ada dalam perjalanan dari bandara sampai di kediaman Ms. Colin di London. Hal ini semua bisa dilakukan karena paket yang dilengkapi RFID tag itu teridentifikasi oleh reader-reader yang terpasang pada gate-gate yang dilaluinya, yang tak mungkin dilakukan jika proses identifikasi itu tidak secara otomatis dan tidak menggunakan gelombang electromagnet.
2. Ubiquitous network
Mungkin dalam beberapa waktu terakhir kita pernah mendengar istilah ubiquitous computing, atau ubiquitous network. Kata ubiquitous menurut kamus Merriam-Webster bisa diartikan sebagai ada di berbagai tempat dalam waktu yang sama. Sehingga konsep ubiquitous computing, atau ubiquitous network itu mungkin bisa diterjemahkan secara sempit misalnya sebagai kemampuan akses ke sebuah network (internet) di mana saja. Konsep ubiquitous network diharapkan akan menjadi semakin luas di masa depan berkat hadirnya teknologi RFID. Teknologi yang ada saat ini hanya mampu mengenal dan mengidentifikasi divais-divais elektronik yang terhubung dengan internet dengan IP address saja.
Di masa depan, dengan berkembangnya pemanfaatan teknologi RFID ini, tidak hanya divais-divais elektronik seperti computer, PDA atau telepon seluler tetapi juga bahkan diharapkan semua barang-barang non-elektronik yang ada di sekitar kita dapat diidentifikasi secara otomatis. Perkembangan ini juga seiring dengan lahirnya teknologi internet protocol baru yang disebut IPv6 yang menggunakan 128 bit address yang berarti mampu mengakomodasi lebih dari 3x1038 alamat. Sementara IPv4 yang ada saat ini hanya memiliki 32 bit address sehingga alamat-alamat yang tersedia terasa sudah sangat terbatas. Teknologi RFID ini diharapkan dapat mewujudkan suatu infrastruktur baru yang mengubah gaya hidup dan peradaban suatu kelompok masyarakat di masa depan seperti juga perubahan-perubahan yang terjadi pada gaya hidup masyarakat sejak lahirnya komputer dan internet.

Gambar 2. Teknologi-teknologi baru pengubah peradaban manusia?
3.Problematika dan etika
Tak lama lagi, lingkungan kita akan mengenal diri kita bahkan tanpa kita sadari berkat teknologi- teknologi IPv6, RFID atau teknologi sensor lainnya. Laporan menunjukkan bahwa di banyak negara jumlah telepon seluler melampaui telepon biasa (non-seluler), bahkan di negara-negara tertentu perbandingan antara jumlah saluran telepon seluler dan total saluran telepon sudah melampaui angka 90%. Masyarakat di Tokyo misalnya, sebagian besar dari mereka selalu terhubung dengan internet dengan membawa telepon seluler di saat bepergian. Nantinya, informasi-informasi yang ada di RFID tag di pesawat telepon seluler kita, dan reader-reader yang tersebar di seluruh pelosok kota misalnya di setiap ticket gate di stasiun-stasiun kereta, akan diperbaharui dengan adanya komunikasi antara RFID tag dan RFID reader, saat kita melintas di dekat gate-gate tersebut. Dengan cara ini, seorang boss di kantor dapat mengecek apakah salesman-salesman di kantornya bekerja baik menawarkan produk-produk perusahaan itu kepada pelanggan atau tidak. Sebuah keuntungan bagi perusahaan namun pelanggaran privasi bagi salesman yang merasa selalu diamati langkahnya.
Sebelum kita menilai apakah teknologi seperti ini melanggar privasi atau tidak, mari kita melihat kasus lain. Sebuah SD di provinsi Wakayama di Jepang akan mencoba penggunaan RFID tag yang akan dipasang di tas sekolah dan tag nama di seragam siswanya. Sementara RFID reader akan dipasang di pintu gerbang sekolah, dan berbagai lokasi di dalam sekolah. Dengan cara ini reader akan mencatat apakah ada murid yang membolos atau tidak dan mengirim e-mail secara otomatis kepada orang tua murid yang membolos itu. Cara ini juga dapat mencegah jika ada orang yang tidak dikenal masuk ke dalam lingkungan sekolah atau terjadi tindakan ijime atau penindasan/kenakalan di antara sesama murid yang marak terjadi di sekolah-sekolah di Jepang. Dengan tambahan instalisasi RFID reader di jalur-jalur yang dilalui murid-murid diharapkan dapat mencegah kasus penculikan dan menjamin keselamatan murid-murid.
Kalau beberapa waktu lalu perkembangan RFID masih terhambat dengan mahalnya harga sebuah RFID tag, sekarang RFID tag sudah dapat diproduksi dengan harga 5-cent (dalam satuan dollar Amerika). Dalam waktu yang tak lama, diharapkan harga RFID tag bahkan bisa jatuh harganya sampai 1 cent atau lebih murah lagi. Sehingga meluasnya pemanfaatan dan penerapan teknologi RFID sudah tidak akan disangsikan lagi, karena biaya penerapan teknologi baru ini sudah tidak menjadi persoalan.
Persoalan yang tersisa adalah distribusi informasi yang berhubungan dengan privasi seseorang. Karena penyalahgunaan wewenang akses informasi ini akan melebihi dari penyadapan suara atau apa yang bisa diamati oleh seorang admin terhadap user nya pada sebuah internet network. Seseorang akan tercatat semua gaya hidupnya dengan terinstalisasinya RFID reader di berbagai pelosok kota, di mulai dari pagi hari saat keluar rumah sampai pulang saat malam hari, karena dalam sehari dia menggunakan kendaraan umum sebagai alat transportasinya, juga karena dia harus belanja di supermarket atau convenient store untuk kebutuhannya, dan lain sebagainya. Pemerintah dalam hal ini harus menjadi pelopor dengan menetapkan peraturan yang dapat mencegah terjadinya pelanggaran privasi oleh pengguna maupun penyelenggara sistem identifikasi ini. Juga sektor industri pembuat sistem RFID ini tentunya juga harus mampu menyediakan teknologi yang menggunakan teknologi nirkabel (wireless) ini mengakomodasi bandwidth yang cukup untuk kebutuhan dan dapat diakses dengan cepat dan aman. Hanya reader yang terautorisasi sajalah yang dapat mengakses tag.
Perusahaan Hitachi tahun lalu mengeluarkan produk baru untuk RFID tag yang disebut μ-chip yang tak lebih besar dari sebongkah garam. Berbeda dengan RFID tag yang ada sebelumnya yang menggunakan external antena, μ-chip yang 0.4x0.4-mm2 ini menggunakan internal antena yang dibuat di dalam silicon chip. Dengan ditambah kemasan yang baik, μ-chip dapat dipasang tidak hanya di produk yang dijual di supermarket, namun juga di uang kertas untuk mencegah pemalsuan mata uang mengingat terbatasnya foundry di dunia ini yang bisa memproduksi silikon chip. Atau bisa juga RFID-tag itu diselipkan di tag merek-merek pakaian atau langsung ke tekstil itu sendiri sehingga kita bahkan bisa tahu misalnya waktu terakhir kita mencuci pakaian itu di mesin cuci. Yang tentu menjadi berbahaya kalau RFID-tag di pakaian kita bisa terbaca oleh suatu reader yang tidak berhak sehingga semua jenis pakaian yang kita kenakan termasuk pakaian dalam tentunya. Kasus ini bukan mengada-ada, karena pelanggaran privasi serupa ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan masyarakat yang menyebabkan terjadinya demonstrasi menentang penggunaan RFID di sebuah kota di Jerman beberapa waktu yang lampau.
Kasus penerapan teknologi RFID ini lah yang mungkin bisa disebut sebagai contoh dibutuhkannya kode etik dalam dunia teknologi dan engineering, seperti juga adanya kode etik dalam lingkungan kedokteran, hukum, maupun sastra.

C.    Sistem Penjualan Tanggap Cepat
Tanggung jawab utama untuk mengidentifikasi perusahaan besar yang terjadi dalam pasar ada pada pemasar perusahaan. Lebih dari kelompok lain dalam perusahaan pemasar harus menjadi penelusuran trend pencari peluang. Walaupun setiap manager dalam sebuah organisasi perlu mengobservasi lingkungan luar, pemasar memiliki dua kelebihan: mereka telah mendisiplinkan metode-metode untuk mengumpulkan informasi dan menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi dengan para pelanggan dan mengobservasi persaingan.
                Beberapa perusahaan telah mengembangkan system informasi pemasaran yang dapat  menyediakan informasi yang cepat dan rinci bagi manajemen perusahaan mengenai keinginan, preferensi (kesukaan), dan perilaku pelanggan.
  Meskipun demikian, masih banyak perusahaan yang tidak mempunyai kecanggihan informasi. Banyak yang tidak mempunyai departemen riset pemasaran. Banyak juga perusahaan yang mempunyai departemen riset pemasaran kecil yang tugasnya terbatas pada pada penyusunan prakiraan rutin, analisis penjualan, dan survey untuk kejadian tertentu. Selain itu banyak manajer yang mengeluh karena tidak tahu dimana informasi penting yang menentukan keberhasilan dapat diperoleh diperoleh di perusahaan itu; memperoleh terlalu banyak informasi yang tidak dapat digunakan dan terlalu sedikit informasi yang sungguh-sungguh yang mereka butuhkan. Terlalu terlambat memperoleh informasi yang penting. Dan meragukan akurasi informasi yang mereka terima. Di masyarakat yang mengandalkan informasi seperti saat ini, perusahaan yang memiliki informasi yang lebih unggul akan menikmati keunggulan bersaing. Perusahaan dapat memilih pasar dengan lebih baik, dan melaksanakan rencana pemasaran dengan lebih baik.
 Setiap perusahaan harus mengorganisasi dan menyebarkan arus informasi pemasar yang berkesinambungan kepada para manajer pemasarannya. Perusahaan mempelajari kebutuhan informasi para manajernya dan merancang system informasi pemasaran (marketing information system-MIS) untuk memenuhi kebutuhan itu. Syistem informasi pemasaran (SIP) terdiri dari orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, menyortir, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi sesuai kebutuhan, tepat  dan akurat kepada para pembuat keputusan pemasaran. System informasi pemasaran dikembangkan dari catatan perusahaan internal, kegiatan inteligensi pemasaran, dan riset pemasaran.
System informasi pemasaran harus merupakan titik persilangan antara apa yang dianggap perlu oleh para manajer, apa yang sesungguhnya  diperlukan oleh para manajer tersebut, dan apa yang dianggap layak secar ekonomis. Komite SIM internal dapat mewawancarai para manajer pemasaran melalui metode lintas bagian untuk mengungkapkan kebutuhan informasi mereka.

·       Pencatatran Internal dan Intelejensi Pemasaran
   Para manajer pemasaran mengandalkan laporan internal mengenai pesanan, penjualan, harga, biaya, level persediaan, piutang, utang, dan sebagainya. Dengan menganalisis informasi itu, para manajer pemasaran dapat menemukan peluang dan masalah yang penting.
·       Siklus Pesanan Sampai dengan Pembayaran
               Inti system pencatatan internal adalah siklus pesanan sampai dengan pembayaran. perwakilan penjualan, pedagang perantara, dan pelanggan mengirimkan surat pesanan ke perusahaan. Departemen penjualan mempersiapkan faktur penjualan memberikan beberapa salinannya ke berbagai departemen. Jenis barang yang persediaannya habis akan di pesan kembali. Jenis barang yang di kirim harus disertai dengan dokumen pengiriman dan dokumen penagihan yang juga dibuat rangkap dan diberikan ke berbagai departemen.
                 Perusahaan-perusahaan masa kini perlu melakukan tahap-tahap itu secara cepat dan akurat. Para pelanggan lebih menyukai perusahaan yang dapat menjanjikan pengiriman barang yang tepat waktu. Para pelanggan dan tenaga penjualan mengirimkan surat pesanan melalui faksimile atau e-mail. Gudang yang terkomputerisasi memenuhi pesanan itu secara cepat. Departemen pemfakturan mengirimkan faktur secepat mungkin. Makin banyak perusahaan yang menggunakan internet dan ekstranet untuk meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan efisiensi siklus pesanan sampai dengan pembayaran.

·       Basis Data, Gudang Data, Dan Penggalian Data
Perusahaan dewasa ini mengorganisasi informasi mereka ke basis data-basis data dari basis data yang berbeda-beda. Sebagai contoh, basis data pelanggan akan berisi nama setiap pelanggan, alamat, transaksi masa lalu, dan bahkan demografik dan psikografiknya (kegiatan, minat, dan opini) dan itu hanya sebagian contoh. Bukannya mengirimkan setumpuk surat tentang tawaran baru kepada setiap pelanggan dalam basis datanya, perusahaan itu akan menilai para pelangannya yang berbeda-beda menurut waktu terbaru, frekuensi, dan nilai moneter pembelian mereka. Perusahaan tersebut akan mengirimkan tawaran itu hanya kepada para pelanggan yang nilai (skor)-nya paling tinggi. Selain menghemat beban pengiriman surat, tindakan itu akan sering mendapatkan tingkat tanggapan digit ganda (diatas 10%)
           Perusahaan-perusahaan menyimpan data itu ke gudang data, sehingga data itu mudah diakses oleh para pengambil keputusan. Lebih dari itu, dengan mempekerjakan analisis yang terampil di bidang metode statistic yang canggih , perusahaan tersebit dapat “menggali” data itu dan mengumpulkan wawasan yang segar tentang sejumlah segmen pelanggan yang di sia-siakan, tren pelanggan terkini, informasi bermanfaat lainnya. Informasi pelanggan tersebut dapat dirujuk silang dengan informasi produk dan tenaga penjual sehingga dapat menghasilkan wawasan yang lebih dalam. Untuk mengelola semua basis data yang bermacam-macam itu secara efisien dan efektif, semakin banyak perusahaan menggunakan perangkat lunak integerasi bisnis.

·       Sistem Intelijen Pemasaran
System pencatatan internal memberikan data hasil (result data) system intelijen pemasaran memberikan data kejadian (happenings data). System intelijen pemasaran adalah seperangkat prosedur dan sumber yang digunakan oleh para manajer untuk memperoleh informasi harian mengenai perkembangan di lingkungan pemasaran. Para manajer pemasaran mendapatkan intelijen pemasaran (marketing intelligence) dari buku, surat kabar, publikasi perdagangan, berbicara dengan para pelanggan, pemasok, dan distributor, serta bertemu dengan manajer perusahaan lain.


·       APLIKASI-APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
1. Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
Apa sajakah dari empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan ?
- Entri pesanan penjualan
Proses entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap:
-      Mengambil pesanan dari pelanggan
-      Memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan
-      Memeriksa ketersediaan persediaan

-      Pengiriman
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini terdiri dari dua tahap:
-      Mengambil dan mengepak pesanan
-      Mengirim pesanan tersebut

-          Penagihan dan Piutang Usaha
Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan, melibatkan:
-      Penagihan ke para pelanggan
-      Memelihara data piutang usaha

-          Penagihan Kas
Langkah keempat (terakhir) dalam siklus pendapatan adalah penagihan kas, melibatkan:
-      Menangani kiriman uang pelanggan
-      Menyimpannya ke bank
Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.

2. Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk berfungsi.
Apakah tiga aktivitas bisnis dasar dalam siklus pengeluaran ?
a)   Memesan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
Aktivitas utama pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan persediaan atau perlengkapan.
  • Metode pengendalian persediaan tradisional ini sering disebut: kuantitas pesanan ekonomis [EOQ]):
-  Pendekatan ini didasarkan pada perhitungan jumlah optimal pesanan untuk meminimalkan jumlah biaya pemesanan, penggudangan dan kekurangan persediaan.
  • Metode-metode pengendalian persediaan alternatif :
-          MRP (material requirement planning)
Pendekatan ini bertujuan mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan cara menjadwalkan produksi, bukan memperkirakan kebutuhan.
-          JIT (just in time)
Sistem JIT berusaha untuk meminimalkan, jika bukan menghilangkan, baik biaya penggudangan maupun kekurangan persediaan.
b)   Menerima dan menyimpan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
Aktivitas bisnis utama kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang yang dipesan.
  • Keputusan-keputusan penting dan kebutuhan-kebutuhan informasi:
-      Bagian penerimaan mempunyai dua tanggung jawab utama:
  1. Memutuskan apakah menerima pengiriman
  2. Memeriksa jumlah dan kualitas barang
Laporan penerimaan adalah dokumen utama yang digunakan dalam subsistem penerimaan dalam siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai: setiap kiriman, termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian.
Bagi setiap barang yang diterima, laporan ini menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran, dan jumlah barang yang diterima.
-      Membayar barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
Aktivitas utama ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk pembbayaran.
  1. Bagian utang usaha menyetujui faktur penjualan untuk dibayar
  2. Kasir bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran











BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan tentang sistem informasi akuntansi, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
  1. Teknologi informasi berperan besar terhadap sistem informasi akuntansi yang mana teknologi informasi tersebut mencakup teknologi komputer (baik hardware maupun software) dan juga teknologi lain yang mencakup aplikasi-aplikasi pembantu yang digunakan untuk memproses informasi.
  2. Penggunaan sistem teknologi informasi dalam sistem informasi akuntansi `
  3. meliputi fungsi sistem informasi, pemakai akhir komputasi (end user computing), dan teknologi tanggap cepat.

Pengembangan sistem informasi akuntansi dilakukan secara profesional baik secara intern ntuk suatu perusahaan maupun secara ekstern sebagai konsultan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar