Minggu, 08 Juni 2014

Sistem Manufaktur Tanggap Cepat



SISTEM MANUFAKTUR TANGGAP CEPAT


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ”SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


                               Disusun Oleh :
Eviana                             ( 2011. 35. 1546)           
Yusnia Pohan              ( 2011. 35. 1484)
Yuniasih Solifah         ( 2012. 35. 1805)


Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
      Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Ahmad Dahlan Jakarta
2014/2015



SISTEM MANUFAKTUR TANGGAP CEPAT

            Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur dalam arti yang paling luas adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagai berikut:
- Perancangan Produk - Pembelian – Pemasaran
- Mesin dan perkakas - Manufacturing – Penjualan
- Perancangan proses - Production control – Pengiriman
- Material - Support services - Customer service
            Sesuai dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari perancangan produk manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur).  Sistem computer integrated manufacturing (CIM) mengintegrasikan sistem manufaktur fisik dengan sistem manufacturing resource planning (MRP II)
            Sistem manufaktur tanggap cepat adalah system CIM ( Sistem Manufaktur terintegrasi computer) dimana system manufaktur dan system perencanaan sumber daya manufaktur (MRP II) terintegrasikan dengan teknologi mutakhir mencakup EDI , indentifikasi otomatif dan pemprosesan terdistribusi. CIM ( Computer Integrated Manufacturing ) merupakan pendekatan terpadu untuk pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan manufaktur. Komponen – komponen sistem CIM biasanya mencakup :
·      Stasiun – stasiun kerja perancang bantuan komputer ( Computer Aided Design - CAD).
·      Sistem pengendalian dan monitoring produksi secara realtime.
·      Sistem pemesanan dan pengendalian persediaan.

 Kelebihan CIM System adalah :

1.Memiliki fleksibilitas yang lebih besar dan mengikuti perubahan kebutuhan konsumen.
2.Menghemat investasi pada sediaan bahan.
3.Meningkatkan kualitas produk dengan mengurangi pengerjaan kembali dan produk cacat.
4.Jadwal produksi yang optimal dengan penyesuaian yang dinamis terhadap perubahan kondisi.
 5.Memperpendek siklus produksi.

Komponen Sistem Manufaktur Tanggap Cepat
1)        Sistem Manufaktur Fisik
            Dua subsistem secara langsung mendukung manufaktur fisik  adalah system CADD (Computer-aided design and drafting) dan system CAM (Computer-aided manufacturing), yang akan dibahas berikut ini :
a)        COMPUTER-AIDED DESIGN AND DRAFTING (CADD)
            Merupakan penggunaan perangkat lunak computer untuk melaksanakan fungsi-fungsi perekayasaan, dan secara prinsip ditunjukan untuk meningkatkan produkitivitas perekayasaan rancangan. Dengan peningkatan produktivitas, pada gilirannya, memungkinkan organisasi untuk menjadi lebih responsive terhadap permintaan pasar untuk produk-produk baru dan lebih berkembang. Selain itu, system CADD memungkinkan otomatis tugas-tugas perancangan yang berulang (repertitif), meningkatkan produktivitas, dan juga akurasi. Sistem CADD memberikan beberapa bentuk fungsi yang berbeda yaitu :
·       Solid Modeling : Merupakan representasi matematis dari bagian obyek solid dalam            memori komputer. Model-model ini direpresentasikan sebagai volume-volume yang          terdapat dibagian permukaan.
·         Analisa Elemen Hingga : Merupakan metode matematis yang digunakan untuk menentukan karakteristik mekanis.
·         Drafting Otomatis : Menghasilkan dokumentasi tercetak dan gambar-gambar rekayasa.

b)       COMPUTER-AIDED MANUFACTURING (CAM)
System CAM mencakup perangkat lunak untuk mengidentifikasikan proses manufaktur, alat untuk meningkatkan produktivitas proses, system pendukung keputusan ( decision support system) untuk membantu pengendalian dan pemonitoran proses.
Sistem CAM  mencakup modul-modul untuk membantu proses perencanaan, analisis lini, pengendalian proses statistic,  analisis kualitas, dan pemonitoran perawatan. Sistem ini mengumpulkan dan memproses data dari proses-proses manufaktur yang dapat deprogram untuk membantu pengambilan keputusan data yang digunakan untuk menghasilkan laporan dan untuk menganalisis kinerja proses manufaktur. Beberapa system CAM yaitu system manufaktur fleksibel (flexibels manufacturing system / FMS). Sistem ini menghubungkan proses-proses produksi yang dapat diprogram dengan cepat yang direkonfigurasikan untuk menghasilkan berbagai jenis produk yang berbeda. FMS memberikan kontribusi yang signifikan bagi keseluruhan kecepatan respon system, yang berarti juga mengurangi kebutuhan waktu.
      Contoh Gambar :



 




























 































 
































2)        Sistem Perencanaan Sumberdaya Manufaktur  ( Manufacturing Resource Planning      /           MRP II).
            Sistem MRP II mencakup system perencanaan kebutuhan (materialis requirements planning / MRP) dan sistem - sistem lain yang berkaitan seperti penjualan, penagihan, dan pembelian. Tetapi system MRP merupakan pusat dari system MRP II. Sistem MRP memanfaatkan kemampuan komputasional dari computer untuk memproses jumlah dari data rinci untuk merencanakan dan menjadwalkan kebutuhan penggunaan bahan. Dalam MRP digunakan secara konferhensif untuk mencakup seluruh elemen-elemen manufaktur tercakup dalam system MRP. Sistem MRP memadukan empat subsistem  yaitu,  Perencanaan produksi, Penjadwalan produksi, Akuntansi biaya dan Pelaporan.
            Singkatan MRP berarti penggunaan komputer dalam sistem produksi, perencanaan, dan pengendalian.

Gambar MRP :



 


















Teknik Integrasi Sistem Manufaktur Tanggap Cepat

1)        Teknologi-Teknologi Integrasi yang Mutakhir
       Fleksibilitas dan kecepatan respon suatu system manufaktur sangat bergantung kepada tingkat dimana komponen-komponen tersebut di integrasi. EDI meningkatkan integrasi karena secara efektif ia mengintegrasikan system perusahaan dengan system pemasok dan pelanggannya. Pemprosesan terdistribusi meningkatkan integrasi karena secara logis dan fisik mengkombinasikan secara geografis sumber informasi yang tersebar kedalam sebuah system tunggal yang koheren.
2)        Identifikasi Otomatis (Automated identification)  memperkuat integrasi karena secara elektronik menandai produk dan barang sehingga dapat dibaca oleh mesin.
3)        EDI meningkatkan integrasi karena secara efektif mengintegrasikan sistem perusahaan dengan sistem pemasok dan konsumen.  Dalam manufaktur diterapkan pertukaran data elektronik (EDI) tertentu yang menghubungkan pemasok dan pelanggan secara elektronis. EDI mempengaruhi efensiesi manufaktur dan persediaan karena penyederhanaan rangkaian kegiatan logistic dalam hal penempatan dan pengisian order dengan cara membuat system yang bersangkutan menjadi lebih responsive terhadap kebutuhan.
4)        Pemprosesan ditribusi (Distributed processing ) meningkatkan integrasi karena secara logik maupun fisik menggabungkan sumber informasi yang tersebar secara geografis menjadi satu sistem .

Pemprosesan Transaksi System Manufaktur Tanggap Cepat

            Pemprosesan transaksi dalam system manufaktur tanggap cepat terdiri dari 6 tahap yaitu :
1)        Perencanaan Produksi
            Perencanaan produksi mencakup penetapan produk-produk mana yang akan diproduksi dan penjadwalan produksi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya produksi. Penetapan produk-produk mana yang mau diproduksi memerlukan keterpaduan antara permintaan produk, kebutuhan produksi dan sumberdaya produksi yang tersedia dalam perusahaan. Berikut contoh diagramnya :


Diagram Arus Data : Perencanaan produksi
 



















2)        Implementasi Perencanaan Produksi
            Induk perencanaan produksi diproses dengan status produksi, tagihan daftar bahan dan file kegiatan utama. File status produksi memuat data akuntansi dan data operasional yang berkaitan dengan status order produksi. File daftar bahan memuat catatan untuk setiap produk yang dibuat. File kegiatan utama memuat data serupa yang berkaitan dengan setiap kebutuhan tenaga kerja dan mesin secara rinci dan urutannya dalam proses produksi.
3)        Program Aplikas Perencanaan Produksi
            Mengintegrasikan data dari induk perencanaan produksi, file daftar bahan, dan file kegiatan utama dan menghasilkan dokumen-dokumen order produksi yang diperlukan order produksi rinci, formulir-formulir permohonan bahan dan routing (RTG) untuk memandu arus produksi.
4)        Penjadwalan Produksi
            File status produksi dimutakhirkan oleh aplikasi perencaan produksi. File status produksi memuat catatan untuk setiap order produksi terbuka. File juga digunakan untuk mengakumulasikan data biaya dan data operasional yang berkaitan dengan status produksi. File tersebut mengintegrasikan fungsi-fungsi yang berkaitan dengan status order produksi dan akuntansi biaya. Integrasi ini dihasilkan dari penggunaan file status produksi dalam aplikasi-aplikasi penjadwalan dan akuntansi biaya.
            File pembebanan produksi merupakan masukan utama aplikasi penjadwalan produksi. File diproses oleh program aplikasi penjadwalan untuk membuat jadwal-jadwal produksi. Program aplikasi penjadwal secara mudah dapat mengakumulasi dan mencetak laporan yang memuat kebutuhan total tenaga kerja dan mesin untuk setiap pusat kerja tau departemen. Dalam system MRP, program aplikasi penjadwalan akan mencakup pengunaan pemrograman linier atau teknik-teknik pendukung keputusan lainnya untuk mengaitkan ketersediaan sumber daya disetiap departemen atau pusat kerja.
5)        Akuntansi Biaya
            File transaksi diproses oleh program akuntansi biaya, bersama-sama dengan file status produksi. Program memonitor status setiap order produksi dan menyiapkan file yang mengikhtisarkan varians-varians antara biaya standard dan data operasional yang terdapat dalam catatan barang dalam proses dan biaya actual dan data operasional diposting kesetiap ke order produksi. Keluaran program akuntansi biaya mencakup hal-hal berikut ini:

·           File status produksi mutakhir
·           File order produksi selesai
·           File penggunaan sumberdaya
·           Laporan ikhtisar.
6)        Pelaporan
            File order produksi selesai membuat daftar seluruh data biaya untuk order produksi selesai. File ini digunakan untuk memutakirkan file persediaan barang jadi. Keluaran-keluaran dari pemrosesan ini mencakup file persedian barang jadi, pelaporan status barang jadi, ikhtisar biaya order produksi selesai, dan laporan ikhtisar yang memuat kumpulan dan informasi pengendalian aplikasi dan data masukan jurnal ikhtisar pendebitan barang jadi dan pengkreditan barang jadi proses untuk biaya standar barang jadi (selesai).

Pertimbangan – pertimbangan Pengendalian Internal

       Sistem manufaktur tanggap cepat secara intensif  memastikan masalah pengendalian intern. Transaksi mungkin diproses tanpa campur tangan manusia atau persetujuan. Hal ini menghilangkan pengendalian konvensional yang terkait dengan pemisahan pekerjaan dalam transaksi. Dengan adanya pertimbangan – pertimbangan pengendalian internal agar memastikan bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem dapat diandalkan, selain itu memastikan bahwa aktivitas bisnis dilaksanakan dengan efisien dan sesuai dengan tujuan manajemen serta tidak melanggar kebijakan pemerintah yang berlaku.

            Pengendalian Intern merupakan struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,memajukan efisiensi di dalam usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
            Definisi di atas menunjukkan bahwa suatu system pengendalian intern yang baik itu akan berguna untuk :
1.      Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi
2.      Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3.      Memajukan efisieni dalam operasi.
4.      Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Suat system pengawasan intern yang memuaskan harus meliputi :
·           Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab-tanggungjawab fungsional secara tepat.
·           Suatu system wewenang dan prosedur pembukuan yang baik, yang berguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik, hutang-hutang, pemdapatan-pendapatan dan biaya-biaya.
·      Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan di dalam melakukan tugas-tugas dan fungis-fungsi setiap bagian dalam organisasi.
·      Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengant anggung jawabnya
           

            Pengendalian intern melaksanakan tiga fungsi penting :
1.      Preventive control, pengendalian untuk pencegahan, mencegah timbulnya suatu masalah sebelum masalah muncul.
2.      Detective control, pengendalian untuk pemeriksaan, dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul.
3.      Corrective control, pengendalian korektif. Memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan   

                        Pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar, bukan yang absolute, karena kemungkinan kesalahan manusia, kolusi, dan penolakan manajemen atas pengendalian, membuat proses ini menjadi tidak sempurna.

Pengendalian intern adalah suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan,(b) efektivitasdan efisiensi operasi, dan(c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.  Dari defenisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar berikut ini :
1.  pengendalian merupakan suatu proses. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu, bukan tujuan itu sendiri.pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan bersifat pervasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas
2. pengendalian dijalankan oleh orang.pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang menckup dewan komisaris, manajemen dan personel lain.
3. pengendlian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan komisaris entitas.
            Pengendalian terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini :
a. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi        kesadaran pengendalian orang-orangnya.
b. Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola
c. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapandan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
e. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kerja pengendalian intern sepanjang waktu.
            Keterbatasan Struktur Pengendalian Intern Suatu Entitas Struktur pengendalian intern setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan sehingga hanya memberikan keyakinan memadai , bukan mutlak , kepada manajemen dan dewan komisaris tentang pencapaian tujuan entitas. Berikut adalah keterbatasan bawaan yang melekat setiap struktur pengendalian intern:
1.Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali manajemen dan personil lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu atau tekanan lain.
2.Gangguan. Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena lalai tidak adanya perhatian, atau kelelahan.perubahanyang bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.
3. Kolusi. Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut kolusi, ini dapat mengakibatkan bobolnya pengendalianintern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidkberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh struktur pengendalian intern yang dirancang.
4. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan semu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar